Islam the best.
Sesungguhnya
umat Islam berdiri di mihrab menghadap Ka’bah, baik mihrab itu terbuat
dari batu, tanah liat, kayu ataupun yang lainnya. Begitu juga
Ka’bah,seandainya terbuat dari tanah liat, kayu atau emas, umat Islam
tetap menghormatinya karena penghormatan Rasulullah untuknya.
Sebagaimana yang pernah dikatakan noleh Umar bin
Al-Khatab ketika mencium Al-Hajar Al-Aswad,”Demi Allah, sesungguhnya aku
tahu bahwa kamu itu hanya sebuah batu yang tidak dapat mendatangkan
manfaat dan mudharat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah menciummu
niscaya aku tidak akan menciummu.”
Sementara itu, didalam
Alkitab persisnya pada Kitab Keluaran Pasal 25, Kitab Yosua pasal 3,
Kitab 1 Samuel pasal 4, dan kitab-kitab lainnya, disebutkan bahwa Nabi
Musa dan para Nabi lainnya mengagungkan tabut perjanjian, mengharuminya,
meminta pertolongan dengan perantaranya, dan mengaraknya berkeliling
kota, seperti yang terdapat pada keterangan berikut ini dan
keterangan-keterangan yang lainnya:
Yosua_6:
(11) Demikianlah
tabut TUHAN mengelilingi kota itu, mengedarinya sekali saja. Kemudian
kembalilah mereka ke tempat perkemahan dan bermalam di tempat perkemahan
itu.
(12) Keesokan harinya Yosua bangun pagi-pagi, lalu para imam mengangkat tabut TUHAN.
(13) Maka berjalanlah juga ketujuh orang imam, yang membawa ketujuh
sangkakala tanduk domba itu di depan tabut TUHAN, sambil berjalan mereka
meniup sangkakala, sedang orang-orang bersenjata berjalan di depan
mereka dan barisan penutup mengikut tabut TUHAN, sementara sangkakala
terus-menerus ditiup.
(14) Demikianlah pada hari kedua mereka
mengelilingi kota itu sekali saja, lalu pulang ke tempat perkemahan. Dan
begitulah dilakukan mereka enam hari lamanya.
(15) Tetapi pada hari
yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan
mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu
mereka mengelilingi kota itu tujuh kali.
(16) Lalu pada ketujuh
kalinya, ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada
bangsa itu: “Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota ini
kepadamu!
(17) Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan
bagi TUHAN untuk dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan
tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia
Lalu disebutkan juga bahwa Yosus yang dianggap sebagai Nabi juga
mengagungkan sebuah batu karena batu itu telah mendengar firman Allah
dan akan menjadi saksi dihadapan kaumnya:
Yosua_24:
(26) Yosua
menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu
yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat
kudus TUHAN.
(27) Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu:
“Sesungguhnya batu inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah
didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab
itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan
menyangkal Allahmu.”
Orang Yahudi sampai sekarang mengagungkan
dinding Al-Mabka (versi muslim disebut dengan dinding Al-Buraq) dan
membaca Taurat di dekatnya.
Orang-orang Nasrani mencium
gambar-gambar dan patung-patung yang mereka anggap Al-Masih (Nabi Isa
as) dan Al-Adzra’ ((Maryam), padahal bentuknya berbeda-beda dari satu
negara ke negara yang lainnya. Diantar mereka ada juga yang bersujud
kepada gambar-gambar dan patung-patung itu agar mendapat berkah (menurut
mereka) dan mereka berkata memuliakannya adalah pemuliaan Allah juga.
Mereka juga mengagungkan salin, meletakkannya dikening mereka,
menciumnya dan menganggap sebagai replika salib Al-Masih (menurut
mereka), padahal logika sehat seharusnya mereka sangatlah membenci
salib.
Mereka juga mengharapkan berkah dengan kue roti yang
mereka buat dari tepung, minyak dan air, dan mereka melakukan sebuah
ritual khusus untuk itu, kemudian mereka memakannya dan minum sedikit
khamar bersamanya. Mereka mengatakan bahwa siapa yang memakan kue roti
ini maka seakan-akan dia telah memakan daging Al-Masih dan telah meminum
darahnya, dan berkahpun mengalir pada dirinya!! Dengan semua perbuatan
ini, mereka melaksanakan perintah sesembahan mereka yang berkata kepada
mereka (menurut mereka):
Yohanes_6:
(53) Maka kata Yesus kepada
mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan
daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di
dalam dirimu.
(54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku,
ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir
zaman.
(55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
(56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Lalu disebutkan pula dalam Alkitab:
Kejadian_28:
(10) Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran.
(11) Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari
telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan
dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat
itu.
(12) Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga
yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah
turun naik di tangga itu.
(13) Berdirilah TUHAN di sampingnya dan
berfirman: “Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah
tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada
keturunanmu.
(14) Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah
banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan
selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan
mendapat berkat.
(15) Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan
melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau
kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau,
melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu.”
(16) Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: “Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya.”
(17) Ia takut dan berkata: “Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga.”
(18) Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya
sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak
ke atasnya.
(19) Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
(20) Lalu bernazarlah Yakub: “Jika Allah akan menyertai dan akan
melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti
untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
(21) sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
(22) Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah.
Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu
kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.”
Dikisahkan disini bahwa
Nabi Ya’kub pergi ke Haran untuk bersembunyi ditempat Laban (pamannya
dari pihak ibu), setelah mencuri sesuatu dari Esau (yang menurut mereka
seorang Nabi). Di tengah perjalanan, dia meletakkan sebuah batu
dikepalanya dan dapun tertidur.Dia bermimpi bahwasanya Allah ada
ditempat ini. Dia lalu bangkit, mengambil batu dan menancapkannya
seperti sebuah tiang, lalu dia menuangkan minyak diatas kepalanya. Dia
myebutkan tempat ini sebagai Betel yang berarti rumah Allah. Lalu pada
keterangan lain Alkitab menyebutkan bahwa tiang yang ditancapkannya
dinamakan al-mushaffaah, sedangka tempat itu dia sebut dengan nama
Betel. setelah itu, mereka melakukan thawaf(berkeliling)disekitar batu
tersebut:“Samuel memerintah sebagai hakim atas orang Israel seumur
hidupnya. Dari tahun ke tahun ia berkeliling ke Betel, Gilgal dan Mizpa,
dan memerintah atas orang Israel di segala tempat itu.”
(1_Samuel_7:15-16)
Ka’bah adalah sebuah rumah, bukan sesembahan apalagi Tuhan. Shalat menghadap ka’bah tidak sama dengan menyembah ka’bah.
Di dalam Al-Quran Al-Karim, secara tegas Allah SWT menetapkan bahwa
ka’bah adalah rumah yang pertama didirikan di muka bumi untuk menyembah
Allah SWT disitu. Kemudian manusia di seluruh dunia bila hendak
menyembah Allah SWT dengan cara sholat diwajibkan menghadapkan diri
mereka ke arah ka’bah itu.
Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali Imran : 96)
Dan dari mana saja kamu , maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil
Haram. Dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke
arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali
orang-orang yang zalim diantara mereka. (QS. Al-Baqarah : 150)
Sejarah Ka’bah.
Sejarah ka’bah adalah sejarah sebelum peradaban manusia ini diciptakan
Allah SWT dan sebelum mereka turun ke bumi. Adalah para malaikat yang
diperintahkan Allah SWT untuk turun ke bumi dan mendirikan ka’bah lalu
mereka diperintahkan untuk bertawaf di sekelilingnya.
Hingga datang
masa penciptaan Nabi Adam dan singkat cerita beliau diturunkan ke bumi
di wilayah yang sekarang bernama India. Selanjutnya beliau berjalan
mencari istrinya Hawwa dan ternyata di sekitar rumah Allah inilah beliau
bertemu dan kemudian tinggal lalu beranak pinak. Rumah Allah (ka’bah)
ini menjadi tempat untuk beribadah kepada-Nya sepanjang masa, baik masa
Nabi Nuh, Ibrahim atau nabi-nabi lainnya.
Arab Jahiliyah Pun Tidak Menyembah Ka’bah.
Sejak zaman Nabi Adam as manusia tahu bahwa ka’bah bukanlah berhala
yang disembah. Bahkan hingga masa kehidupan bangsa Quraisy yang terkenal
sebagai penyembah berhala dan telah meletakkan tidak kurang dari 360
berhala di seputar ka’bah, mereka pun tidak terpikir untuk menyembah
ka’bah.
Bahkan orang arab di masa itu sering membuat tuhan dari
makanan seperti roti, kurma dan apapun yang menurut khayal mereka bisa
dianggap menjadi tuhan. Tapi tidak dengan ka’bah, karena dalam keyakinan
mereka ka’bah memang bukan tuhan atau berhala.
Mereka hanya
melakukan ibadah dan tawaf di sekelilingnya. Ka’bah bagi para penyembah
berhala itu bukanlah berhala yang disembah, ka’bah bagi mereka adalah
rumah Allah SWT untuk melaksanakan ibadah.
Bukti Lain.
Hal
itu bisa menjadi lebih jelas ketika raja Abrahah dari Habasyah menyerbu
ka’bah dengan tentara bergajah. Orang-orang Quraisy saat itu tidak
merasa takut ka’bah mereka akan hilang, karena dalam diri mereka ada
keyakinan bahwa ka’bah itu bukan tuhan, tapi ka’bah adalah rumah Allah,
tentu saja Sang Pemilik yang akan menjaganya. Abdul Muttalib justru
sibuk mengurus kambing-kambing miliknya yang dirampas sang raja.
Sedangkan masalah ka’bah, beliau yakin sekali pasti ada Yang Menjaganya.
Di dalam Al-Quran Al-Karim, peristiwa itu diabadikan dalam sebuah surat
pendek : Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah
bertindak terhadap tentara bergajah ? Bukankah Dia telah menjadikan tipu
daya mereka itu sia-sia?, dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang
berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan .
(QS. Al-Fiil : 1-5)
Niat Jelek Orientalis Plus Keawaman Umat Islam.
Jadi hanya kalangan orientalis barat yang bodoh dan kurang bacaan saja
yang dengan pandirnya menafsirkan bahwa orang arab jahiliyah dulu
menyembah ka’bah. Sungguh sebuah analisa yang menelanjangi kedangkalan
ilmu mereka dan justru menjelaskan bagaimana ketelatan-berpikir mereka
atas kajian yang mereka tulis.
Apalagi bila sampai kepada
kesimpulan bahwa orang Islam menyembah ka’bah. Wah, sungguh betul-betul
nampak jelas betapa terkucilnya mereka dari dunia ilmu pengetahuan dan
sejarah.
Kasihan banget...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komen dengan sopan karena anda sopan kami pun segan.